Sunday 28 October 2012

Pagi itu, kelam

Terbangun dari  sejuknya malam dan hangatnya dekapan selimut aku berjalan turun kebawah lantai dari tempat tidur usang yang sudah lama di pergunakan dari generas ke generasi.  Kulihat dia, yanto namanya seorang pemuda yang berperawakan lebih gemuk dibandingkan dengan ku.  Ia adalah seorang pejuang sejati dan sekaligus santri yang datang dari kawasan kediri jawa timur, datang kesebuah kota kecil di ujung utara jawa barat hanya untuk menimba ilmu di SMA nya sekarang.  Latar blakang pesantern yang membuat ia menjadi orang yang sangat aku kagumi dari segi ketaatan beribadah, seperti ia tak pernah merasa bosan melakukan segala kegiatannya ia selalu melibatkan nama tuhan nya atau tak pernah memiliki fikiran apakah tuhan  yang ia sembah setiap hari dan di setiap hela nafas akan merasa bosan disembah oleh ia. 
Karakterkuat yang ia miliki ini berasal dari keluarganya yang memiliki kekurang ekkonomi, sedikit cerita kepada ku ketika ia masing nyantri di kediri.  ia pernah tertangkap oleh pasukan keamanan pesantern karena ia melanggar jam malam yang berakibat rambut galingnya tidak menempel lagi dikepalanya selama beberapa bulan padahal ia telah menjelaskan kalu ia keluar kawasan pesantern karena ia membeli perlengkapan belajar titipan  teman-temannya, dengan iya mambelinya ia mendapat upah yang akan iya gunakan untuk memenuhi biaya selama ia di keidri. Sebuah prilaku yang jarang di jumpai di kalangan pemuda tingkat SMP di sekolah-sekolah kawasan metropolitan.  Ia melakukannya sudah hampir satutahun dan biasanya iya masuk kembali ke kawasan pesanteren sebelum jam malam berlaku, tapi kali ini tidak seperti biasanya. Ia melebihi jam malam yang semertinya.  iya seharusnya pulang kurang dari jam 19.00 tetapi ia pulang sekitar pukul 20.00 . Memang aneh mungkin bagi kebanyakan pemuda metropolis jam 19.00 dianggap masih siang untuk ngandang tetapi di daerah pesantern jam-jam tersebut merupakan waktunya belajar dan menuntut ilmu ruhiyah, setelah ia melanjutkan ceritanya, eku beru tahu kalau iya telat karena menolong seorang anak umuran kelas 5 SD yang tertabrak lari oleh seorang pengendara motor, setelah melihat kondisi bocah kecil itu, tanpa buang waktu lagi yanto membawanya ke puskesmas terdekat, ternyata dokter mengharuskan anak itu dirawat karena kondsi pendarahan yang sangat banyak dan yanto harus membayar sejumlah uang yang ia anggap terlalu besar dibandingkan dengan kondisi anak itu,  tanpa pikir panjang lagi yanto menggunakan uang teman-temannya yang akan ia belanjakan dengan harapan nanti orang tua dari anak itu menggantinya tetapi harapan yanto hanya tingal mimpi ternyata orang tua sang anak hanya seorang buruh bangunan yang tidak dapat mengganti uangnya, perasaan kecewa pasti ada pada saat itu tetapi apah boleh buat ia hanya bisa meng ikhlaskan uang temannya uantuk menyelamatkan seorang anak bangsa yang munginkin kedepannya akan menjadi seorang yang bisa memajukan bangsa indonesia ini dan berharap teman-temannya memakluminya.  Setelah menemuai temannya dan menceritakan cerita yang barusan ia alami ternyata harapan yang satu ini dikabulkan oleh Allah dan teman-temannya mengikhlaskan uang tersebut. Didalam hati ku andai saja para pemuda indonesia memiliku jiwa sosial seperti yanto dan teman temannya pasti bangsa ini akan menjadi bangsa yang saling memahami dan peduli
Sepertinya iya telah melakukan ibadah malamnya ini terlihat dari sajadah yang masih terhampar dilantai yang pernah menjadi saksi bisu ikrar kita ber dua.  Iyah ikrar sobat, kami berjanji akan saling membantu belajar dalam menghadapi ujian negara dan wajib melanjutkan pendidikan kami masing masing ke jenjang yang lebih tinggi aku memilih akademi yang menjual gelar d3nya karena fikirku dengan dapat ijazah D3 akan lebih mudah mencari kerja sedangkan yanto tidak tanggung-tanggung ia memmembidikan senapan laras panjangnya dikedokteran UI.  Bagiku itu adalah sebauh ide yang sangat gila tapi masuk akal, pada kondisi indonesia dewasa ini biaya pendidikan sangat mahal aplagi biaya untuk di kedokteran sadangkan latar belakang yanto adalah dari keluarga yang kekurangan dalam segi ekonomi tetapi disamua kekurangan ini yanto memiliki modal yang sangat berharga yaitu keuletan beljar yang di imbangi otak yang encer dan kemauan mencarin informasi, aku rasa kedokteran bagi yanto sudah ada di kepalan tangannya sebelum ia menggenggamnya.
“ya ampun to ko ga diberesin lagi sih sajadahnya ntar kena najis loh”, kataku dengan nada kesal tapi lembut.
Yanto memang sering bangun jam 2 malam untuk solat tahadjud dan dilanjutka belajar tetapi malam ini ia tidak melanjjutkan aktifitasnya dengan belajar tetapi ia tidar lagi. Dilihat dari raut mukanya ia sangat kelelahan.
                “duh ni anak keliatannya cape btul”. Kataku lagi sambil memandangi wajah tegas yanto yang menandakan ke azamn ia telah terbentuk dari kecil.
Wajar saja mungkin ia sangat lelalh karena tadi siang sehabis pulang sekolah sampai jam 11 malam ia mengisi pembekalan para pengurus rohis pura karena ia adalah mantan ketua rohis yang di segani dan disenangi oleh semua teman-teman seangkatannya karena sifatnya yang suka membaur tanpa melubur sehingga ia memberikan warna pada tempat yang ia singgahi.  Seperti pada suatu hari ia membaur dengan anak genk motor sekolahan daerah bebas guru di pojok sekolah, mereka merncanakn penyerangan de SMA tetangga karena pacar dari salah satu anggota genk tersebut di rebut oleh anak SMA tetangga yanto membaur di dalm barisan genk tersebut, kemudia yanto mengajag bicara pentolan genk tersebut Rizky Khoiruna Ramadhan yang disapa akrab temantemannya Gori, selang kirang dari 10 menit maka sang ketua yang memiliki perawakn besar tinggi dan berwarna coklat menjelang hitam memerintahkan menarik mundur prajuritny. Entah pa yang mereka perbincangkan sampai menjelang kelulusan pun menjadi sebuah misteri di kalangan gangstres sekolah, setelh peristiwa itu Gori memanggil yanto dengan sebutan brother yang di ikuti oleh semua anggota gangster sekolahku.
Ada sebuah nada kagum dihatiku apabila melihat aktifitas ia selama satusekolah denganku. ia adalah seorang ketua rohis dan pensuplai peralatan tulis bagi koprasi sekolah dan ia juga pernah menjadi bagian pengembangan ekskul pramuka tetapi dibalik kesibukannya itu perstasi dikelasnya selalu no.1 dan suka dijadikan bahan referensi pertanyaan bagi semua anak IPA di sekolah yang kami sebut dengan kampus hijau ini karena dari cat tembok yang digunakan berwarna hijau.
Setelah merapihkan sajadah yang tati digunakan yanto, aku menganbil gelas dan menuangkan air karena tadi sebelum tidur lupa tidak minum dan melihat putaran jam dinding yang menunjukan pukul 4.30 .  Sedang nikmatnya menikmati basuhan air mineral yang membasahi rongga kehidupan ini tiba-tiba sibutut bergetar dan berbunyi yang menandakan ada pesan masuk.  Sibutut adalah hp kesayangan ku yang di dapat dari bekas penggunaan bapak, hape yang selalu menemaniku ketika bahagia menerima pesan cinta dari seorang permpuan, sedih ketiaka ia mengeluarkan kata putusa yang diketik dengan huruf kapital semua oleh perempuan yang sama, dan bahagia ketika ia menampilkan tulisan “ia gw mu jd cewe lu”, memenag Pada saat itu kegunaan hape yang dominan hanya dijadikan makcomblang cinta saja.
“ Asalam,,,, temen2 mohon doanya buat bapak ayu. Td jam 2 bapak yu meninggal, semoga semua amlan bapak yu di terima di sisi Allah... pagi yu ka masuk ntr klo bu ros nanyain bilng ja izin, mks bnyk bwt doanya”.
“inalillahi wa ina ilaihi raziun” sebuah kata spontan yang ku ucapkan ketika baru setengah membaca pesan singkan dari kawan dekat ku di kelas.
                Dalam fikirku hari in aku harus kerumah ayu tetapi hari ini pun aku sudah ada janji dengn guru BP ku untuk mendaftarkan aku beserta lima orang temanku ke sebuah akademi di derah kota hujan dan janji ini tidak bisa diganti karena beliau hanya punya wakti hari ini untuk mengantar kami yang buta kota hujan.  Diantara kelabilan ini aku berfikir antara rasa solidaritas dengan masa depan yang di impikan dan setelah berfikir akhirnya keputusanku untuk pergi ke bogor aku lanjutkan karena solidaritas bukan hanya ditunjukan dengan datang melayat saja tetapi dengan memberika doa setulus hati juga merupakan suatu solidaritas yang tak kalah penting.
                Tampa fikir panjang lagi ujung tombol HP yang berwarna biru yang jarang sekali aku tekan tapi pagi buta itu aku tekan untuk menelepon ayu.
                “assalamualikum yu”, sapa awalku dengan lembut dicampur sedikit nada kantuk
                “ waalikum salam,fa. Fa bapak yu fa meninnggal padahal kmaren masih bareng jalan-jalan ma keluar ga fa, fa minta doanya ya fa”, lantunan nada haru yang ku dengar dari ujung jaringan telpon.
                “iyah yu, fa tau dah nyampe sms nya, fa Cuma bisa ngirim doa bwat bapak yu semoga segala amal ibadahnya di terima disisi alla, juga bwat kamu yu dan keluarga deberi ketabahan lebih untuk ngehadapin semua itu” sebijak mungkin aku berkata untuk menenangkan kegalauan sobat dekat ku ini.
                “iyah fa makasih. Tapi yu belum bisa nerima ini fa, yu mesih ga percaya padahal minggu depan kita sekeluarga mau ke Bogor mau jalan-jalan. Fa sakit fa hati ayu fa mestinnya ga kaya gini fa”, dengan nada yang terpatah-patah karena ucapan berbalap dengan nafas sang sobat yang sekarang sedang bercumbu dengan haru air mata.
                “yu apapun yang terjadi jangan selalu menganggap kematian adalah sebuah kutukan atau kesalahan, tapi disamping itu kematian akan meninggalkan sebuah kekuatan yang akan membawa yu menjadi pribadi yang lebih tangguh, mungkin denga kejadian iniyu bisa lebih mengerti lagi arti makna sebuah kehidupan dan pengorbanan dari seorang ayah, yu sebuah kata ikhlas yang tulus atas kepergian bapa akan lebih mempermudah arwah bapa peergi mendekati kesempurnaan di samping allah, kata ikhlas untuk saat ini akan lebih bermakna ketimbang sebuah makin kepada allah”, dengan nada lembut tapi lugas aku mencoba merajutkan kata semangat untuk ayu.
                “iyah fa, ayu ngerti ayu faham sekarang”.  Suara payah terdengan dari mulut ayu.
                “ keep semanngat kawan, tembok baru yang lebih tebal sudah ada di ujung hidung kita tinggal kita pilih berpaling atau menabrakannya, apa bila kita berpaling maka wajah kita yang akan kena dan berakibat akan merusak telinga mata dan lainya dan apabila kita menabrakannya maka yang harus kita lakukan adalah memperkuat hidung kita dengan senjata keimanan dan kepercayaan diri agar ketika sang tembok itu menghujam hidung kita, keangkuhan akan tembok itu bolong dan hancur. Oia yu maaf fa ha bisa kerumah ayu besok, yu juga tw alesannya apa kan?”. Orasi singkat di pagi buta aku keluarkan untuk membuat kawan ku yang sedang berkawan dengan duka ini menjadi lebih baik dan tetap bersemangat dalam melintasi hari gemilangnya kedepan.
                “iyah fa gpp yang pentingkan doanya atuh, makasi ya fa atas suportnya”. Nada yang lebih baik mukli terdengar lagi seperti biasanya nada riang ala winarahayu utami.
                “yaudah atuh sekarang mah ngaji aja yang banyak buat bapa semoga diterangkan di alam kuburnya, tetap jadi ayu yang selalu fa kagumi dong,oke sip kan,,,maksaih ya yu assalamualikum”, sambil menutup telepon aku terus berfikir tentang sahabat yang selalu mewarnai hari yang membisankan di kelas menjadi lebih berwarna.
                Sebuag fase kehidupan kadang memang menyakitkan tapi itulah pembelajaran langsung yang diberikan allah pada umatnya agar umatnya sadar dan memahami tentang hikmah dibalik sebuah peristiwa.
                Tak terasa adzan subuh berkumandang dan seketika itu juga aku selendangkan handuk dan ku jinjing perlengkapan mandiku menuju kamarmandi karena aku ingin bersih dan wanggi ketika menghadap tuhan ku. Taklama setelah aku keluar dari kamarmandi yanto pergi keluar yang tampa bilangpun aku sudah tau tujuannya yaitu mesjid.
                Dengan berpakian rapih aku rangkai alunan doa ku dalam khusyuknya solat subuh yang diditemani dengan tetesan embun pagi yang membasahi setiap ujung daun ynag mulai menua dengan harapan rangkaian doa itu akan menjadi sebuak kenyataan yang akan menjadi jalan trbaik ku yang harus aku arungi dikemudian hari.


My Note : dibuat sekitar pertengahan 2010, terinspirasi dari kisah nyata. tunggu lanjutannya yah ^_^

No comments: