Terbangun dari sejuknya malam dan
hangatnya dekapan selimut aku berjalan turun kebawah lantai dari tempat tidur
usang yang sudah lama di pergunakan dari generas ke generasi. Kulihat dia, yanto namanya seorang pemuda
yang berperawakan lebih gemuk dibandingkan dengan ku. Ia adalah seorang pejuang sejati dan
sekaligus santri yang datang dari kawasan kediri jawa timur, datang kesebuah kota kecil di ujung
utara jawa barat hanya untuk menimba ilmu di SMA nya sekarang. Latar blakang pesantern yang membuat ia menjadi
orang yang sangat aku kagumi dari segi ketaatan beribadah, seperti ia tak
pernah merasa bosan melakukan segala kegiatannya ia selalu melibatkan nama
tuhan nya atau tak pernah memiliki fikiran apakah tuhan yang ia sembah setiap hari dan di setiap hela
nafas akan merasa bosan disembah oleh ia.
Karakterkuat yang ia miliki ini berasal dari
keluarganya yang memiliki kekurang ekkonomi, sedikit cerita kepada ku ketika ia
masing nyantri di kediri. ia pernah
tertangkap oleh pasukan keamanan pesantern karena ia melanggar jam malam yang
berakibat rambut galingnya tidak menempel lagi dikepalanya selama beberapa
bulan padahal ia telah menjelaskan kalu ia keluar kawasan pesantern karena ia
membeli perlengkapan belajar titipan
teman-temannya, dengan iya mambelinya ia mendapat upah yang akan iya
gunakan untuk memenuhi biaya selama ia di keidri. Sebuah prilaku yang jarang di
jumpai di kalangan pemuda tingkat SMP di sekolah-sekolah kawasan
metropolitan. Ia melakukannya sudah hampir
satutahun dan biasanya iya masuk kembali ke kawasan pesanteren sebelum jam
malam berlaku, tapi kali ini tidak seperti biasanya. Ia melebihi jam malam
yang semertinya. iya seharusnya pulang kurang dari jam 19.00 tetapi ia pulang sekitar pukul 20.00 . Memang aneh mungkin bagi kebanyakan pemuda metropolis jam 19.00 dianggap masih siang untuk ngandang tetapi di daerah pesantern jam-jam tersebut
merupakan waktunya belajar dan menuntut ilmu ruhiyah, setelah ia melanjutkan
ceritanya, eku beru tahu kalau iya telat karena menolong seorang anak umuran
kelas 5 SD yang tertabrak lari oleh seorang pengendara motor, setelah melihat
kondisi bocah kecil itu, tanpa buang waktu lagi yanto membawanya ke puskesmas
terdekat, ternyata dokter mengharuskan anak itu dirawat karena kondsi pendarahan
yang sangat banyak dan yanto harus membayar sejumlah uang yang ia anggap
terlalu besar dibandingkan dengan kondisi anak itu, tanpa pikir panjang lagi yanto menggunakan
uang teman-temannya yang akan ia belanjakan dengan harapan nanti orang tua dari
anak itu menggantinya tetapi harapan yanto hanya tingal mimpi ternyata orang
tua sang anak hanya seorang buruh bangunan yang tidak dapat mengganti uangnya,
perasaan kecewa pasti ada pada saat itu tetapi apah boleh buat ia hanya bisa
meng ikhlaskan uang temannya uantuk menyelamatkan seorang anak bangsa yang
munginkin kedepannya akan menjadi seorang yang bisa memajukan bangsa indonesia
ini dan berharap teman-temannya memakluminya.
Setelah menemuai temannya dan menceritakan cerita yang barusan ia alami
ternyata harapan yang satu ini dikabulkan oleh Allah dan teman-temannya
mengikhlaskan uang tersebut. Didalam hati ku andai saja para pemuda indonesia
memiliku jiwa sosial seperti yanto dan teman temannya pasti bangsa ini akan
menjadi bangsa yang saling memahami dan peduli
Sepertinya iya telah melakukan ibadah malamnya ini terlihat dari sajadah
yang masih terhampar dilantai yang pernah menjadi saksi bisu ikrar kita ber
dua. Iyah ikrar sobat, kami berjanji
akan saling membantu belajar dalam menghadapi ujian negara dan wajib
melanjutkan pendidikan kami masing masing ke jenjang yang lebih tinggi aku
memilih akademi yang menjual gelar d3nya karena fikirku dengan dapat ijazah D3
akan lebih mudah mencari kerja sedangkan yanto tidak tanggung-tanggung ia memmembidikan
senapan laras panjangnya dikedokteran UI.
Bagiku itu adalah sebauh ide yang sangat gila tapi masuk akal, pada
kondisi indonesia dewasa ini biaya pendidikan sangat mahal aplagi biaya untuk
di kedokteran sadangkan latar belakang yanto adalah dari keluarga yang kekurangan
dalam segi ekonomi tetapi disamua kekurangan ini yanto memiliki modal yang
sangat berharga yaitu keuletan beljar yang di imbangi otak yang encer dan
kemauan mencarin informasi, aku rasa kedokteran bagi yanto sudah ada di kepalan
tangannya sebelum ia menggenggamnya.
“ya ampun to ko ga diberesin lagi sih sajadahnya ntar kena najis loh”,
kataku dengan nada kesal tapi lembut.
Yanto memang
sering bangun jam 2 malam untuk solat tahadjud dan dilanjutka belajar tetapi
malam ini ia tidak melanjjutkan aktifitasnya dengan belajar tetapi ia tidar
lagi. Dilihat dari raut mukanya ia sangat kelelahan.
“duh ni anak keliatannya cape
btul”. Kataku lagi sambil memandangi wajah tegas yanto yang menandakan ke azamn ia telah terbentuk dari kecil.
Wajar saja
mungkin ia sangat lelalh karena tadi siang sehabis pulang sekolah sampai jam 11
malam ia mengisi pembekalan para pengurus rohis pura karena ia adalah mantan
ketua rohis yang di segani dan disenangi oleh semua teman-teman seangkatannya
karena sifatnya yang suka membaur tanpa melubur sehingga ia memberikan warna
pada tempat yang ia singgahi. Seperti
pada suatu hari ia membaur dengan anak genk motor sekolahan daerah bebas guru
di pojok sekolah, mereka merncanakn penyerangan de SMA tetangga karena pacar
dari salah satu anggota genk tersebut di rebut oleh anak SMA tetangga yanto
membaur di dalm barisan genk tersebut, kemudia yanto mengajag bicara pentolan
genk tersebut Rizky Khoiruna Ramadhan yang disapa akrab temantemannya Gori,
selang kirang dari 10 menit maka sang ketua yang memiliki perawakn besar tinggi
dan berwarna coklat menjelang hitam memerintahkan menarik mundur prajuritny.
Entah pa yang mereka perbincangkan sampai menjelang kelulusan pun menjadi
sebuah misteri di kalangan gangstres sekolah, setelh peristiwa itu Gori
memanggil yanto dengan sebutan brother yang di ikuti oleh semua anggota
gangster sekolahku.
Ada sebuah nada kagum dihatiku apabila melihat aktifitas ia selama
satusekolah denganku. ia adalah seorang ketua rohis dan pensuplai peralatan
tulis bagi koprasi sekolah dan ia juga pernah menjadi bagian pengembangan
ekskul pramuka tetapi dibalik kesibukannya itu perstasi dikelasnya selalu no.1 dan
suka dijadikan bahan referensi pertanyaan bagi semua anak IPA di sekolah yang
kami sebut dengan kampus hijau ini karena dari cat tembok yang digunakan
berwarna hijau.
Setelah merapihkan sajadah yang tati digunakan yanto, aku menganbil gelas
dan menuangkan air karena tadi sebelum tidur lupa tidak minum dan melihat
putaran jam dinding yang menunjukan pukul 4.30 . Sedang nikmatnya menikmati basuhan air
mineral yang membasahi rongga kehidupan ini tiba-tiba sibutut bergetar dan
berbunyi yang menandakan ada pesan masuk.
Sibutut adalah hp kesayangan ku yang di dapat dari bekas penggunaan
bapak, hape yang selalu menemaniku ketika bahagia menerima pesan cinta dari
seorang permpuan, sedih ketiaka ia mengeluarkan kata putusa yang diketik dengan
huruf kapital semua oleh perempuan yang sama, dan bahagia ketika ia menampilkan
tulisan “ia gw mu jd cewe lu”, memenag Pada saat itu kegunaan hape yang dominan
hanya dijadikan makcomblang cinta saja.
“ Asalam,,,, temen2 mohon doanya buat bapak ayu. Td jam 2 bapak yu
meninggal, semoga semua amlan bapak yu di terima di sisi Allah... pagi yu ka
masuk ntr klo bu ros nanyain bilng ja izin, mks bnyk bwt doanya”.
“inalillahi wa ina ilaihi raziun” sebuah kata spontan yang ku ucapkan
ketika baru setengah membaca pesan singkan dari kawan dekat ku di kelas.
Dalam fikirku hari in aku harus
kerumah ayu tetapi hari ini pun aku sudah ada janji dengn guru BP ku untuk
mendaftarkan aku beserta lima orang temanku ke sebuah akademi di derah kota
hujan dan janji ini tidak bisa diganti karena beliau hanya punya wakti hari ini
untuk mengantar kami yang buta kota hujan.
Diantara kelabilan ini aku berfikir antara rasa solidaritas dengan masa
depan yang di impikan dan setelah berfikir akhirnya keputusanku untuk pergi ke
bogor aku lanjutkan karena solidaritas bukan hanya ditunjukan dengan datang
melayat saja tetapi dengan memberika doa setulus hati juga merupakan suatu solidaritas
yang tak kalah penting.
Tampa fikir panjang lagi ujung
tombol HP yang berwarna biru yang jarang sekali aku tekan tapi pagi buta itu
aku tekan untuk menelepon ayu.
“assalamualikum yu”, sapa awalku
dengan lembut dicampur sedikit nada kantuk
“ waalikum salam,fa. Fa bapak yu
fa meninnggal padahal kmaren masih bareng jalan-jalan ma keluar ga fa, fa minta
doanya ya fa”, lantunan nada haru yang ku dengar dari ujung jaringan telpon.
“iyah yu, fa tau dah nyampe sms
nya, fa Cuma bisa ngirim doa bwat bapak yu semoga segala amal ibadahnya di
terima disisi alla, juga bwat kamu yu dan keluarga deberi ketabahan lebih untuk
ngehadapin semua itu” sebijak mungkin aku berkata untuk menenangkan kegalauan
sobat dekat ku ini.
“iyah fa makasih. Tapi yu belum
bisa nerima ini fa, yu mesih ga percaya padahal minggu depan kita sekeluarga
mau ke Bogor mau jalan-jalan. Fa sakit fa hati ayu fa mestinnya ga kaya gini
fa”, dengan nada yang terpatah-patah karena ucapan berbalap dengan nafas sang
sobat yang sekarang sedang bercumbu dengan haru air mata.
“yu apapun yang terjadi jangan
selalu menganggap kematian adalah sebuah kutukan atau kesalahan, tapi disamping
itu kematian akan meninggalkan sebuah kekuatan yang akan membawa yu menjadi
pribadi yang lebih tangguh, mungkin denga kejadian iniyu bisa lebih mengerti
lagi arti makna sebuah kehidupan dan pengorbanan dari seorang ayah, yu sebuah
kata ikhlas yang tulus atas kepergian bapa akan lebih mempermudah arwah bapa
peergi mendekati kesempurnaan di samping allah, kata ikhlas untuk saat ini akan
lebih bermakna ketimbang sebuah makin kepada allah”, dengan nada lembut tapi
lugas aku mencoba merajutkan kata semangat untuk ayu.
“iyah fa, ayu ngerti ayu faham
sekarang”. Suara payah terdengan dari
mulut ayu.
“ keep semanngat kawan, tembok
baru yang lebih tebal sudah ada di ujung hidung kita tinggal kita pilih
berpaling atau menabrakannya, apa bila kita berpaling maka wajah kita yang akan
kena dan berakibat akan merusak telinga mata dan lainya dan apabila kita
menabrakannya maka yang harus kita lakukan adalah memperkuat hidung kita dengan
senjata keimanan dan kepercayaan diri agar ketika sang tembok itu menghujam hidung
kita, keangkuhan akan tembok itu bolong dan hancur. Oia yu maaf fa ha bisa
kerumah ayu besok, yu juga tw alesannya apa kan?”. Orasi singkat di pagi buta
aku keluarkan untuk membuat kawan ku yang sedang berkawan dengan duka ini menjadi
lebih baik dan tetap bersemangat dalam melintasi hari gemilangnya kedepan.
“iyah fa gpp yang pentingkan
doanya atuh, makasi ya fa atas suportnya”. Nada yang lebih baik mukli terdengar
lagi seperti biasanya nada riang ala winarahayu utami.
“yaudah atuh sekarang mah ngaji
aja yang banyak buat bapa semoga diterangkan di alam kuburnya, tetap jadi ayu
yang selalu fa kagumi dong,oke sip kan,,,maksaih ya yu assalamualikum”, sambil
menutup telepon aku terus berfikir tentang sahabat yang selalu mewarnai hari
yang membisankan di kelas menjadi lebih berwarna.
Sebuag fase kehidupan kadang
memang menyakitkan tapi itulah pembelajaran langsung yang diberikan allah pada
umatnya agar umatnya sadar dan memahami tentang hikmah dibalik sebuah
peristiwa.
Tak terasa adzan subuh
berkumandang dan seketika itu juga aku selendangkan handuk dan ku jinjing
perlengkapan mandiku menuju kamarmandi karena aku ingin bersih dan wanggi
ketika menghadap tuhan ku. Taklama setelah aku keluar dari kamarmandi yanto
pergi keluar yang tampa bilangpun aku sudah tau tujuannya yaitu mesjid.
Dengan berpakian rapih aku
rangkai alunan doa ku dalam khusyuknya solat subuh yang diditemani dengan
tetesan embun pagi yang membasahi setiap ujung daun ynag mulai menua dengan
harapan rangkaian doa itu akan menjadi sebuak kenyataan yang akan menjadi jalan
trbaik ku yang harus aku arungi dikemudian hari.
My Note : dibuat sekitar pertengahan 2010, terinspirasi dari kisah nyata. tunggu lanjutannya yah ^_^
My Note : dibuat sekitar pertengahan 2010, terinspirasi dari kisah nyata. tunggu lanjutannya yah ^_^
No comments:
Post a Comment